Diskusi Publik "Geliat Teater Kampus"

15.33 Add Comment
Geliat Teater Kampus | dok. pribadi

"Sebelum masuk ke pembahasan pemerintahan, saya ingin bertanya kepada teman-teman teater kampus", ujar bang opik selaku pemandu jalannya diskusi ketika membuka obrolan di tengah keramaian yang baru saja dimulai. 

Cukup ramai malam itu, malam minggu 9 april 2022 di Cafe Bawah pohon. dihadiri oleh beberapa kelompok teater kampus mulai dari Teater Putih Unram, Sasentra (Muhammadiyah Mataram), Sendratasik (UNU NTB) tunggu, "Sendratasik bukan termasuk teater kampus ?" tanya saya dalam benak. soalnya sendratasik merupakan fakultas yang khusus belajar seni drama, tari dan musik. konsep ini mirip seperti kampus teater. mungkin pandangan saya, diskusi ini akan menghadirkan problematika yang mampu di berikan solusi oleh temen-temen sendratasik. 

Kemudian dihadiri juga oleh warung seni Unram, komunitas teater independen seperti Sfnlabs, overact, dan sebagainya. bahkan mulai dari pemerhati sampai penggiat. dan saya sebagai random yang mengaku penikmat pun hadir malam itu.

"Permisi bang, boleh gabung ?" tanya seorang mahasiswa UNU NTB. "oh boleh", saya jawab dengan singkat.

"Abang dari mana ? masih kuliah atau sudah kerja ?" tanyanya lagi dengan ramah

"Saya dari Random", jawab saya hampir kalang kabut. sebab saya baru ingat, saya hadir di tengah kerumunan anak teater. saya mau bilang dari teater tereng STM, sudah lama sekali saya tidak ikut kegiatan temen-temen. saya mau bilang teater Bellbaba, sudah lama pula saya terusir dari kampus yang otomatis saya terusir juga secara kelembagaan dengan komunitas teater saya di malang.

Setelah teman-teman menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh bang Opi selaku pemandu, giliran om Majas Pribadi yang dilempari pertanyaan sekaligus mic. om pri mulai dengan bercerita tentang kesejarahan teater kampus sejak jaman suharto. jadi tak jarang saya mendengar nama pak Soeharto disebut-sebut di diskusi itu. bahkan jauh sebelum itu jaman PKI membentuk Lekra. 

geliat teater kampus | Dok. Pribadi

Di Era pak Soeharto tentu teater sangat ditakuti dan disoroti oleh pemerintahan. sebab dari teater aspirasi dan kritik pemerintah begitu terasa. bahkan demonstrasi 98 pelengseran orde lama di inisiasi oleh sebuah pertunjukan teater. 

Kemudian, mas azka kalau tidak salah narasumber yang hadir juga menemani om pri. mulai mempertanyakan tentang geliat teater kampus dari sudut pandang orang-orang yang besar melalui proses teater kampus khususnya untuk wilayah NTB. kemudian mbak Dila dosen di UNU NTB menyinggung kiprah Max Arifin yang kemudian Gilang Ramadhan ikut menyinggung pula kiprah Adi Prana Jaya selaku orang besar sekaligus pendiri Teater Putih.

Selanjutnya ada kang jabo juga yang mencoba memberikan pandangan terkait kemana ranah diskusi ini harus mengarah. hingga tambahan dari beberapa pegiat Teater mempertanyakan tentang batasan yang membatasi ruang ekspresi teman-teman kampus untuk berteater.

Saya cukup tertarik dengan bahasan diskusi malam itu, sebab seolah saya di tarik kembali ke masa-masa teater adalah jalan hidup menemukan jati diri bagi saya. saya tertarik dengan ungkapan om pri yang mengatakan, "teater kampus mau merespon harga minyak goreng kayak gimana ? teater kampus harus mampu menjawab isu-isu masyarakat".

Bagi saya, teater adalah alat. dan teater kampus adalah wadah. bagaimana bisa alat di gunakan dengan baik apabila orang-orang yang terlibat dalam wadah tidak memahami fungsinya. problematika temen-temen teater kampus saya rasa lebih kepada beban fikiran dan tanggung jawab yang kurang jelas dari generasi sebelumnya. kurang pemetaan tugas dan fungsi yang secara luwes yang menjelaskan dirinya. 

Selain itu, karena teater di mataram tumbuh dalam iklim kompetisi, sehingga mempengaruhi ruang gerak mereka sebatas perhelatan dunia lomba-lomba saja. mungkin ada forum komunikasi tapi komunikasi yang dilakukan mungkin belum mampu menjawab pertanyaan sehingga menimbulkan pertanyaan lain pada malam itu.

Sebetulnya ada banyak cara untuk menggeliatkan teater kampus bahkan menggerakan teater se kota mataram bahkan se NTB. hanya saja kalau sudah menggeliat kita mau apa ?. bagi saya, pelaku teater memiliki tugas mulia dimana mereka adalah sosok penyampai berita. bukan pewarta. posisinya lebih tinggi dari itu sebab tanggung jawabnya lebih serius dari pada seorang jurnalis.

Akan sangat sia-sia, saya rasa apabila seorang pelaku teater tidak mampu mengusik terlebih mengubah suatu wilayah dengan informasi-informasi yang di sampaikannya melalu seni pertunjukannya.

Untuk itu, perlu lah di bangun event seperti Temu Teman Teater Nasional dengan ranah lokal. karena kalau kita bergerak sendiri-sendiri tidak akan cukup mampu merubah perubahan besar. - rm

Diskusi Publik, Pawang Hujan, penentuan hilal dan usaha BMKG

13.57 Add Comment


Suasana Khidmat Diskusi Publik | Dok. Pribadi

Pojok ruang, kini mewadahi kami para penuntut kebenaran sekalipun masih abu-abu. sebuah organisasi Galaxy membuat event menarik untuk di hadiri pada tanggal 1 April 2022 lalu. dengan tema yang tidak jauh dari literatur ke Falakiyahan yang di padukan dengan budaya dan moment viral yang saya tangkap menjadi tema pawang hujan, penentuan hilal dan usaha BMKG. kenapa demikian ?, saya lupa soal flyer yang di share oleh teman-teman saya melalu story masing-masing di akun sosial medianya. saya hanya mengingat tanggal dan lokasi acara yaitu di Cafe Bawah Pohon jl. Panji Tilar.

Selain itu, kegiatan ini di moderatori oleh ketua Galaxy sendiri yang saya sendiri melewati sesi perkenalannya. kemudian di narasumberi oleh orang-orang yang berkompeten dalam bahasannya. diantaranya ; Kepala BMKG Kota Mataram, Sekertaris Jurusan Ilmu Falak Universitas UIN Mataram dan Dosen sekaligus Budayawan Universitas Mataram. penjelasan ketiga berkaitan dengan tema yang saya rangkum cukup dapat di pahami dan di mengerti bagi orang awam seperti saya. walopun terkesan lebih banyak ghibah tentang mbak-mbak kehujanan yang viral waktu itu di lintasan sirkuit mandalika dengan mangkok kuningan yang di bawanya.

narasumber menjelaskan dengan antusias | Dok. Pribadi

Kepala BMKG menjelaskan terkait dengan Usaha yang di lakukan oleh BMKG untuk memantau kondisi cuaca serta usaha untuk menginformasikan segala hal yang berkaitan dengan peran dan fungsinya secara cepat, tepat dan akurat. beberapa poin di jelaskan berkaitan dengan kegempaan serta kerja sama dalam hal memodifikasi cuaca yang tentunya berkaitan dengan hujan.

Di sesi berikutnya bapak sekertaris jurusan ilmu Falak menjelaskan tentang proses penentuan hilal lengkap dengan perbedaan metode dan paham yang ada di Indonesia khususnya pemerintah dengan Muhamadiyah dan beberapa organisasi keislaman lainnya. perbedaannya cukup lumrah dan wajar sebab ada hal-hal yang menguati opsi yang di lakukan masing-masing. kemudian beliau sedikit menyinggung kerja sama antara BMKG dengan organisasi Galaxy bahkan bagi instansi yang melakukan pemantauan hendaknya bekerja sama untuk berbagi informasi terkait prediksi cuaca yang memungkinkan terjadi serta kondisi langit pada saat akan melakukan pemantauan hilal, baik saat masuk Ramadhan maupun memasuki bulan-bulan hijriyah berikutnya. kemudian dilanjutkan dengan pemateri terakhir yang memulai dengan beberapa kisah cerita yang diangkat dari pengalamannya melakukan perjalanan penelitian sekaligus mengkaji tradisi. dari beberapa kisah yang disampaikan, beliau menekankan bahwasanya tidak ada pawang hujan yang mengakui dirinya pawang. selain itu, orang yang mampu menggeser hujan adalah orang yang cukup dekat dengan pencipta dan orang yang dekat adalah orang yang suci dan bersih hatinya. lantas apakah mbak-mbak yang kehujanan kemarin adalah benar-benar pawang ? atau hanya alat untuk marketing semata.

Selanjutnya dapat di simpulkan bahwasanya, setiap pendekatan yang dilakukan sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing untuk menemukan informasi bahkan merubah atau memodifikasi cuaca tentang langit dengan tujuan baik ialah bentuk komunikasi yang baik dengan alam.

sesi foto bersama para Narasumber | Dok. Pribadi

Sayangnya waktu terasa singkat dan topik pembahasan tidak cukup untuk di sudahi rasanya. pertanyaan yang cukup sengit membuat suasana malam itu menjadi makin menarik. dan malam itu kian terasa khidmat dengan closing statement yang di Sampaikan Drs. H. L. Agus Fathurrahman berkaitan dengan penjelasan tentang komunikasi, yakni bahasa yang di gunakan untuk mempermudah lawan bicaranya memahami pesan yang disampaikan. - rm