hutan, tempat ku tersesat dan kehilangan cinta

08.19

 

dokumen pribadi
lain wadah lain isi,
lain suara lain bunyi
bukan lempar batu lalu sembunyi
entah siapa yang tahu isi hati.
- rm

Tidak ada satupun orang yang bisa menebak masa depan, kecuali mereka yang belajar. termasuk dera yang selalu semangat bila membahas segala tentang alam. sekalipun ia belum pernah tergabung dalam kelompok yang disebut pecinta alam. dia selalu ambisi dan sedikit emosi bila kawanannya selalu mengejeknya dengan macam rumahan. orang yang ingin bebas tapi nyaman rebahan. dera ini laki-laki walaupun ada juga perempuan bernama sama.

Ngomongin masa depan, dia sendiri ingin tinggal di hutan bersama teman ataupun sendiri bukan jadi masalah. yang menjadi ketakutannya tidak ada satu pun orang yang mau tinggal bersamanya di sana. teman maupun kekasih. memang saat itu ia belum memiliki kekasih, sehingga ia betul-betul semangat merencanakan separuh hidupnya didedikasikan untuk merawat alam agar alam kelak merawat anak cucunya.

"Aku udah dapet tempatnya", dengan semangatnya dera mengeluarkan semacam peta dari tasnya. disitu daerah yang tidak jauh dari gunung samalas. samalas merupakan gunung tertinggi di nusantara yang berlokasi di jawa tengah. rimba dan rumi ikut bahagia mendengarnya sedangkan amur menggeleng-gelengkan kepalanya. "serius ? yang bener aja ra. aku kira kamu becanda. itu tanah siapa ?" keheranannya menambah semangat dera untuk menjelaskan.

"tanah nenek moyang kita. kalian percaya kalau nenek moyang kita seorang pelaut ?". tanyanya dengan serius lalu serentak rimba, rumi dan amur menjawab "percaya". 

"meskipun nusantara mayoritas kepulauan dan lebih luas lautan dari pada daratan. tentu nenek moyang kita tidak hanya pelaut. pelaut hanya istilah pemberian dari kita untuk menyemangati diri sendiri agar menjaga laut. selain itu, nenek moyang kita tidak sendiri, mereka berkelompok seperti kita. hidup mereka sudah di gariskan untuk mengelola laut dan daratan. jadi sekarang sudah tugas kita untuk menjaga alam kita dengan cara mengelolanya." tegas dera dengan kuliah tujuh menitnya.

"gak, gak, gak. kemarin aku ngambil mangga di kebun pak joni. terus dia mengomeliku habis-habisan rasanya seperti kena sangksi setelah mencuri ayam. lalu ku katakan, ini tanah nenek moyang saya pak. lalu kamu tau apa yang terjadi ?", amur mencoba mengacaukan penjelasan dera dengan kisahnya.

"ngga tahu", serentak mereka menjawab.

"sandalnya mendarat di kepalaku dengan jarak lemparan kurang dari 150 sentimeter. lalu dia berkata nenek moyang kau yang mana, dari dulu aku disini gak ada aku liat nenek moyang kau. lantas bergegas aku pergi dengan meninggalkan potongan mangga yang tadi aku petik."

"itu lain cerita mur, kalau kalian setuju kita akan menggarap tanah itu bersama-sama. ayahku mau menginvestasikan beberapa lembar hartanya untuk membantu kita terutama membantuku untuk hidup dan tinggal di hutan". jelas dera.

Rimba menyelah Amur dan Dera, "aku sama rumi setuju ra, amur juga pasti setuju walopun banyak sanggahannya. ya kan mur ?, cuma soal rina gimana ra ?".

"Astaga, Rina di lupain ra ?", sambut amur.

"Rina pasti ikut", tegas dera dengan yakin.

Cinta bukan alasan untuk kita selalu rela melakukan apapun. tapi cinta selalu jadi kambing hitam untuk apapun yang diatasnamakan. cinta adalah perasaan yang membuat seseorang tidak merasa lelah. cinta itu kepuasan batin. obat segala sakit yang tak punya tujuan.

"aku ga bisa, ra." ucap Rina kepada dera. "udah berkali-kali sejak kali pertama kamu cerita tentang misi-misimu itu". lanjutnya.

"aku ga mau tinggal di hutan. jauh dari peradaban dan ga normal. kita bukan orang hutan. sekalipun aku tau kamu lulusan sekolah pertanian dan peternakan lalu sekarang sedang melanjutkan studi di jurusan kehutanan. tapi aku engga bisa, ra." jelas Rina sembari memukul pelan lengan kiriku.

"aku tersenyum melihat kepolosan tingkahnya. aku yakin dia bukannya tidak mau, dia hanya belum begitu mengerti nikmatnya kesepian tanpa ditinggalkan", kalimat itu melantun dalam benak dera.

"ini bukan perihal tentang siapa yang lebih cinta siapa, bukan juga tentang aku yang gak bales cintamu. ini tentang batas kenormalan. kamu pergi sendiri aja gppa, jangan ajak aku. tapi aku juga ga mau di tinggal lama-lama sama kamu, ra. tolong ngertilah". Rina meminta dengan menitikan air matanya kali ini. 

"ga semestinya rin kita berbeda pendapat. sejak lama pandangan kita selalu satu. cuma gara-gara hal mendasar ini bikin kita ngerasa berbeda. kita ga bisa sama-sama lagi rin." dera mengucapkan kalimatnya pelan-pelan.

Ternyata betul bukan main apa yang ditakutkan dera menjadi nyata. seperti dikoyak-koyak hati Rina sekalipun hanya kalimat sederhana yang menunjukan kata perpisahan. menangis ia sejadi-jadinya.

perpisahan tak akan terelakan
apabila masih tersangkut kail harapan.
masa depan terpaut dari masa lalu
tidak selalu berbeda atau sama melulu.
- rm

Share this :

Founder Podcast Cerita Akhir Pekan yang biasa di panggil Dori

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔