Judulnya -Cinta ?-
Tanda buka petik."Kalau kau masih merokok terus, kasihan jantungmu". terucap jelas, sebongkah perhatian yang hampir tak dimungkinkan hadir dari bibir seorang perempuan berambut panjang yang disanggulnya dengan konde. Kaos putih polos, celana jeans koloni dan bentuk tubuhnya yang mungil membuatnya begitu manis dan menggemaskan. Lalu ia berlalu meninggalkan ku bersama sehembus asap yang baru ku sempulkan tanpa menjawab sepatah kata atas ucapannya. Masih belum cukup untuk menyadarkanku tentang kehadirannya yang setengah nyata barusan itu. Badai tak akan datang ditengah terik langit cerah tanpa angin yang berhembus seru. "Gilaaaaa, itu beneran dia si boncel ?". Andai saja pandawa lima tidak menghadirkan sosok arjuna dalam salah satu dari lima tokohnya. Atau seandainya megawati tidak pernah mencalonkan dirinya sebagai presiden indonesia beberapa tahun silam. Atau bahkan seandainya kemarin jokowi bertemu dengan para demonstran. Lalu seandainya hari ini sujiwo tejo dan putu wijaya beradu akting diatas panggung teater. Mungkin aku sama si boncel itu masih jadi sepasang kekasih. Namun, semuanya sudah terjadi dan berlalu. Kini semua terasa pilu karena kenangan yang dikemas terpaksa terjungkal dari kotaknya akibat badai yang mengombang-ambingkan kardus beserta isi kenangannya. Hanya sekedar illustrasi yang menderama. Kenyataan tak begitu. Haha, sedikit peristiwa unik yang membuatku geli. Saat ini, kenangan yang langsung terbersit dikepalaku ketika kami saling memanggil dengan panggilan hinaan. Saat itu orang-orang memandang sinis pada kita. Sebab, siapa sangka akan ada yang bahagia ketika dihina oleh seseorang ? Kecuali aku, mungkin. Karena hinaan bentuk negative dari kekaguman yang bukan berarti tidak mengagumi. "Anying!! Enak banget ini masakanmu." Misalnya begitu. Dan dari ucapaannya "kasihan jantungmu", aku merasa, masih ada cinta dihatinya lewat sebutir ucapan manis dari bibirnya yang manis pula. tanda tutup petik. Saya berhenti berfikir atas apa yang barusan saya lihat. Seorang laki-laki sedang merokok, kemudian seorang perempuan yang entah siapanya itu tiba-tiba menghampirinya dari arah belakang dan berkata demikian dihadapannya...
..
Sepenggal cerpen yang bebas dari segala aturan.
#dekorasikata
0 Komentar
Penulisan markup di komentar