Aksara Jejawan Sebagai Media Berbahasa Dengan Masa Lalu

08.06

Surat bisa jadi alat komunikasi sejak zaman dahulu. ada yang menggunakan bahasa indonesia, daerah bahkan melayu dan jejawan. ada yang di tulis dengan tinta, guratan dan sebagainya. ada pula yang bermediakan kertas, daun bahkan kulit binatang dan bebatuan yang di ukir. kini semua terasa lebih modern karena tulisan dapat bermediakan screen atau layar dan dapat di kirim dan di terima saat itu juga.

Banyak kisah di balik kemunculan Aksara mulai dari Ajisaka hingga cerita Rasul dengan Akhlak baik dan buruk serta surga dan nerakanya. entah bagaimana awalmula berkembangnya simbol-simbol berubah menjadi aksara yang di gabungkan menjadi huruf, kata kalimat lalu paragraf yang menjadi sebuah tulisan dan dapat di pahami secara majemuk.

via google

Setiap daerah memiliki ciri khas di setiap bentuk simbol atau huruf ada yang mirip ada pula yang jauh berbeda. namun, sebagian besar wilayah jawa menggunakan aksara jejawan,. sedikit saya akan berbagi tentang aksara jejawan yang berkembang di Gumi Sasak atau pulau Lombok.

Hanacaraka

18 huruf Hanacaraka. | dokumen pribadi

Terdiri dari 18 huruf yang biasa digunakan, memiliki kisah kebaikan dalam setiap makna hurufnya. dan memiliki sandangan atau pasangan untuk membuatnya menjadi lebih sederhana untuk menuliskan bunyi. karena pada dasarnya aksara jejawan menuliskan bunyi. meskipun ada istilah aksara suara atau swara dalam jejawan.

Selain itu, Aksara versi bali dan jawa dapat di tulis menggunakan software PC maupun Mobile. diantaranya, software Bali galang dan aplikasi nulis aksara jawa. meskipun aksara sasak belum ada softwarenya, tapi beberapa aplikasi cukup membantu saya menulis dengan jejawan meskipun berbeda bentuk hurufnya, namun tata cara penggunaan huruf-hurufnya sebagian besar juga sama meskipun ada yang berbeda.

Sandangan. | dokumen pribadi

Bagi saya, aksara jejawan sebagai media untuk berbicara dengan masa lalu. sama seperti surat atau buku-buku yang beraksarakan latin. namun seperti yang kita ketahui bersama, Jejawan lebih dahulu  ada sebelum latin dengan bahasa jawa kuna yang mengiringi perkembangan perjalanan aksara ini. ada juga tulisan berbahasa melayu dengan aksara arab yang di yakini jauh lebih tua.

Seperti membaca tulisan pada umumnya, memahami arti dan maksud jauh lebih penting dari sekedar membacanya. meskipun sudah banyak aksara jejawan di alih bahasakan ke dalam tulisan latin berbentuk buku. tapi, tetap saja tidak lengkap rasanya. seperti berbicara dengan orang lain yang di bantu oleh penerjemah.

Seperti membaca karakter seseorang melalui tulisan ataupun tanda tangan. metode ini jadi pelengkap untuk kita berkomunikasi dengan masa lalu melalui isi tulisan, bentuk tulisan, media tulisan, proses menulis dan proses membuat alat tulis dan kesalahan-kelasahan yang di sengaja maupun tidak dalam setiap goresan dalam naskah Lontar.

Ada banyak hal kisah dahulu yang tidak kita pahami karena ketiadaan ketersingkapan fakta di baliknya. dari berbagai naskah ada naskah-naskah yang tidak luwes untuk di tulis oleh pengarang kecuali naskah-naskah yang jatuhnya cukup baru hasil dari resepsi cerita lisan maupun resepsi tulisan yang di baca kembali, ada juga naskah-naskah yang cukup jujur dan bahagia untuk di tuliskan sebagai warisan pengetahuan tentang masa lalu. ada pula rahasia-rahasia yang di tulis secara hati-hati yang jatuhnya tetap menjadi rahasia.

Tidak perlu berkeinginan tinggi untuk memotivasi diri bisa membaca aksara jejawan. cukup kesadaran yang menuntunmu untuk mengerti aksara ini.

Sedikit kisah perjalanan saya berkenalan dengan aksara ini, 2013 ketika saya berkunjung ke Jogja dan Banyuwangi. sebetulnya sudah sejak 2011 bahkan sejak SD saya sempat belajar Bahasa Kawi waktu semasa kurikulum muatan lokal masih menyajikan mata pelajaran bahasa kawi yang kemudian berubah menjadi pelajaran bahasa ingris.

nulis aksara jawa. | screenshot HP

Singkatnya, di 2013 saya membaca sebuah serat dalam drive di laptop saya yang sudah di alih bahasakan dengan menggunakan software bali galang. mungkin bapak saya atau orang lain yang pernah menggunakan laptop itu yang menyimpannya. setiap libur semester awal tahun saya beserta teman-teman selalu mengadakan agenda untuk studi banding ke ISI Jogja di jalan parangtritis. selain menyaksikan segala bentuk kesenian mulai dari etno musika, teatrikal kolosal bahkan hingga berbagai jenis dan media lukisan yang menarik bagi pengamatan saya.

Dari sekian panjang perjalanan saya di Jawa Timur, hingga 2017 saya menemukan sebuah kidung atau tembangan yang akhirnya saya tahu kidung itu berjudul kidung purwajati dan di tanah Sasak di namakan Anak kidung. Allahualam, kidung ini yang ada dalam penggalan serat yang sudah di alih bahasakan dalam drive penyimpanan di laptop saya.

Secara tidak sadar saya mengerti aksara kawi namun belum sepenuhnya memahami. juli 2021 semoga benar, bersama Musium NTB saya mematangkan diri dalam memahami Aksara Jejawan. jangan lupa juga berkunjung ke Youtubenya Museum NTB

Share this :

Founder Podcast Cerita Akhir Pekan yang biasa di panggil Dori

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔